REMBANG, Lodji.id — Peringatan Hari Kartini yang digelar Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI Perjuangan berlangsung khidmat di kompleks makam Raden Ajeng Kartini, Rembang, Jawa Tengah, Senin (21/4/2025). Melalui ziarah, tabur bunga, tahlil, dan doa bersama, PDI Perjuangan menegaskan komitmennya terhadap perjuangan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan.
Kegiatan ini dipimpin oleh Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Perempuan dan Anak, I Gusti Ayu Bintang Darmawati (Bintang Puspayoga). Hadir pula Ketua DPP Bidang Penanggulangan Bencana, Tri Rismaharini; Ketua Bidang Jaminan Sosial, Sri Rahayu; serta Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Tengah, Messy Widyastuti.
Sejumlah anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah turut serta dalam kegiatan tersebut, Endro Dwi Cahyono, Yohanes Winarto dan Andang Wahyu Triyanto, SE., MM., legislator asal Jepara yang juga kampung halaman RA Kartini.
Dalam keterangannya, Andang menyatakan bahwa perjuangan Kartini masih sangat relevan, terutama dalam konteks pembangunan daerah. Ia menyebut, upaya membuka akses pendidikan, memperkuat peran perempuan dalam pengambilan keputusan, serta menekan kekerasan terhadap perempuan dan anak masih menjadi pekerjaan bersama.
“Kartini tidak hanya milik masa lalu. Semangatnya harus terus hadir dalam kerja-kerja kita hari ini, terutama dalam memperjuangkan keadilan dan kesetaraan di wilayah-wilayah yang belum tersentuh secara merata,” ujar Andang.
Ia menambahkan, sebagai warga daerah Jepara, ada tanggung jawab moral yang ia emban untuk meneruskan semangat Kartini, tidak hanya dalam tataran simbolik, tetapi juga dalam bentuk kebijakan nyata di parlemen.
RA Kartini dikenal sebagai pelopor emansipasi perempuan Indonesia yang memperjuangkan akses pendidikan dan keadilan sosial di tengah tatanan masyarakat feodal saat itu. Melalui Keputusan Presiden RI Nomor 108 Tahun 1964, Kartini dikukuhkan sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional.
PDI Perjuangan menekankan bahwa peringatan Hari Kartini bukan semata seremoni, melainkan refleksi atas perjuangan perempuan Indonesia yang harus terus dilanjutkan dengan tindakan konkret. Partisipasi aktif perempuan dalam pembangunan dinilai sebagai kunci kemajuan bangsa yang inklusif.