Jakarta, Lodji.id – Anggota Komisi D DPRD Jawa Tengah, Andang Wahyu Triyanto, SE, MM, menegaskan pentingnya percepatan dan pemerataan pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) strategis di wilayah Jawa Tengah. Hal ini disampaikan saat kunjungan kerja Komisi D DPRD Jateng ke Kantor Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR di Jakarta, Kamis (15/5).
Dalam kunjungan tersebut, Andang bersama Sekretaris Komisi D, Kholik Idris, serta perwakilan Dinas Bina Marga Cipta Karya Jateng, membahas sinergi dan strategi pemanfaatan air baku dari Bendungan Randugunting dan Dadimuria sebagai sumber utama pasokan SPAM regional.
Andang menegaskan urgensi pelayanan air minum yang merata dan berkelanjutan, terutama di wilayah rawan kekeringan. “Program strategis seperti ini harus memberikan manfaat nyata bagi seluruh masyarakat. Infrastruktur yang dibangun harus diimbangi dengan peningkatan kualitas pelayanan,” tegasnya.
Direktur Jenderal Cipta Karya melalui Kasubbid Air Minum, Ratri, mengonfirmasi proyek SPAM Randugunting dan Dadimuria masuk dalam kategori proyek strategis nasional. Namun, Ratri mengakui tantangan utama masih terletak pada ketersediaan anggaran yang harus diatasi bersama.
Kholik Idris menambahkan, cakupan jaringan perpipaan air minum di Jawa Tengah saat ini baru mencapai 25,6% dan ditargetkan meningkat menjadi 35,6% pada 2029. “Kami hadir untuk mendapatkan masukan konkret demi percepatan pencapaian target tersebut, termasuk optimalisasi bendungan sebagai sumber air baku dan pengembangan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL),” ujarnya.
Dinas Bina Marga Cipta Karya Jateng juga melaporkan kemajuan proyek SPAM regional yang didanai melalui Dana Alokasi Khusus (DAK). Dari lima paket proyek, tiga sudah dalam tahap pelaksanaan, sementara dua lainnya masih dalam proses tender.
Andang kembali menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor dan pemanfaatan anggaran yang efisien. Ia juga mengingatkan agar pembangunan tidak hanya berfokus pada Bendungan Randugunting dan Dadimuria, tetapi juga mempertimbangkan potensi Bendungan Jeragung yang kapasitasnya lebih besar.
“Semua proyek strategis ini harus menjadi solusi nyata atas persoalan air di Jawa Tengah, bukan sekadar pembangunan fisik. Dengan perencanaan dan pengawasan yang matang, kami optimis target 2029 akan tercapai,” pungkas Andang.
Kunjungan kerja ini menjadi momentum memperkuat sinergi antara pemerintah pusat dan daerah dalam menghadirkan layanan air bersih dan sanitasi yang berkelanjutan bagi masyarakat Jawa Tengah.